Uncategorized

Imbas Penutupan Jalan Siliwangi, Omzet Pedagang Anjlok

Seputarkuningan.com – Penutupan ruas Jalan Siliwangi sebagai dampak revitalisasi Pedagang Kaki Lima yang dipindahkan ke Pusat Jajanan Serba Ada dan Parkir (Puspa) di ex SD 17 Kuningan  berdampak terhadap perekonomian di Kabupaten Kuningan, khususnya para pedagang di Ruko Siliwangi.

Para pedagang mengeluh omzet mereka anjlok total akibat penutupan jalan Siliwangi. Omzet para pedagang mengalami penurunan drastis terjadi di mulai hari pertama penutupan Jalan Siliwangi. Disinyalir, warga enggan melintasi Jalan Siliwangi tersebut dengan alasan jarak yang cukup jauh.

Selain itu, permasalahan angkut dan drop barang berat pun menjadi alas an para pedagang mengeluhkan ditutupnya jalan siliwangi. Sebagaimana kita ketahui, toko elektronik, dan toko sepeda tentunya memerlukan mobilisasi untuk angkut barang.

“Ini mah malah nyusahin kita. Kita sudah bayar sewa ke Pemda untuk 10 tahun. Kok kita diginiin sama Pemda?,” ketus salah seorang pedagang yang enggan disebut Namanya.

Dirinya mengaku, paska penutupan tokonya mengalami penurunan omzet hingga 80 %. Apalagi barang yang dijualnya merupakan barang berat.

“Parkiran ada di belakang tapi kan cukup jauh dan naik turun tangga,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan salah seorang karyawan Toko Mas Macan, Yudi yang menyebutkan, sepinya pembeli yang dating.

“Untuk penataan sih bagus, tapi dampak ke tokonya ya sepi. Biasanya pembeli banyak bahkan kita tidak ada waktu untuk lehe-leha. Sekarang lihat saja banyak pegawai yang nganggur tidak melayani,” kata Yudi didampingi Melani dan Hesty, Sabtu (20/4/2024).

Yudi mengatakan, omzet toko tempatnya bekerja mengalami penurunan hingga 50 %. Meskipun dari tempat penutupan hanya 100 meter tapi untuk parkir cukup jauh ada juga yang harus mutar lewat belakang.

“Mungkin banyak konsumen yang enggan berjalan cukup jauh apalagi cuaca panas,” kata Yudi.

Seharusnya, tandas Yudi, tidak ditutup total untuk kendaraan biarkan saja bisa lewat untuk drop atau angkut saja. Parkir saja yang dilarang.

“Kalau mau seperti Malioboro, kan kendaraan masih bisa lewat dan masih ada para pedagang. Ini mah gak ada, kalua sudah tutup toko ya sepi jadinya. Gelap lagi,” kata Yudi.

Bahkan, Melani pegawai Toko Mas Macan lainnya merasa khawatir akan terjadi pemutusan hubungan kerja jika situasinya seperti ini terus. Hal serupa pernah terjadi pada saat pandemi Covid-19, Sebagian pegawai harus dirumahkan karena turunya omzet.

“Kalau begini terus, kita juga khawatir akan terjadi PHK. Biasanya kalua malam kita pulang berani jalan sendiri. Semenjak ditutup, kita gak berani jalan sendirian karena sepi dan gelap,” ungkap Melani.

Mereka berharap, Pemda Kuningan dapat mengkaji ulang penutupan Jalan Siliwangi, sehingga tidak merugikan banyak orang. (Elly Said)

 

 

Related posts

Pertama Di Jawa Barat, Dinkes Kuningan Miliki Griya Sehat

Redaksi

Meski Pendatang Baru, Rudi Idham Malik Yakin Jadi Anggota Dewan

Redaksi

Sadis ! Anak Tega Habisi Nyawa Ibu Kandung Gunakan Cobek Batu

Redaksi

Leave a Comment