KUNINGAN – Menjelang kurang dari tiga bulan tahapan Pilbup Kuningan menuju hari pendaftaran ke KPU belum ada satu Parpol yang secara formal mendeklarasikan sosok Calon Bupati dan Wakil Bupati yang diturunkan nanti pada pesta demokrasi lima tahunan ini.
Sesuai dengan jadwal KPU, pendaftaran calon Bupati dan wakil bupati mulai pada tanggal 27 Agustus 2024, namun hingga saat ini yang dipertontonkan Parpol secara intens adalah melakukan safari politik dengan saling mengunjungi dengan dalih silahturahmi politik.
Menurut Pengamat Kuningan, Sujarwo bahwa tontonan tersebut kurang menarik dan tidak ada daya tarik bagi masyarakat. Akan tetapi yang dinantikan adalah munculnya figur cabup dan cawabup.
“Yang sangat dinantikan masyarakat menjelang fase pendaftaran yakni munculnya figur Cabup/Cawabup . Kemunculan Cabup/Cawabup lebih awal, tentunya menjadi daya tarik tersendiri, ” Ujar Mang Ewo sapaan akrab Sujarwo.
Dengan sudah jelasnya sosok yang akan berlega pada Pilbup 27 November 2024 medatang, bagi Mang Ewo, tentunya akan memberi ruang waktu yang cukup bagi calon pemilih, untuk melakukan penilaian pada calon duet kepeimpinan puncak Lembaga Eksekutif.
“Kalaupun saat ini sudah ada beberapa Parpol ‘papan atas’ yang mengelus – elus jagoannya, namun selama belum ditunjukan dalam bentuk rekomendasi formal belum dapat memberi keyakinan pada masyarakat pemilih, ” Ungkap Mang Ewo.
Jika saat ini empat Parpol yang memperoleh kursi Legislatif terbanyak yakni PDIP, PKB, Golkar dan PKS sudah menyiratkan nama Cabupnya, akan tetapi, ke-4 Parpol tersebit belum memenuhi syarat 20 persen perolehan kursi parlemen untuk mengusung Cabup nya tanpa melakukan koalisi dengan Parpol lain.
“Artinya siapapun Cabupnya dari ke-4 partai tadi, disinyalir Cawabupnya siapa yang akan diusung parpol mitra koalisi, ” Kata Mang Ewo.
Jika mengkalkulasi sosok Cabup/Cawabup yang ideal guna menjadi nahkoda Pemkab Kuningan periode 2024-2029, dipastikan akan memunculkan berbagai prediksi. Sangat mungkin akan muncul prediksi duet yang ideal bisa saja Politisi- Birokrat atau sebaliknya.
“Bahkan muncul pula asumsi, jika Kuningan ingin lebih baik ke depannya, dibutuhkan duet Birokrat dengan Pengusaha, ” Kata Mang Ewo. (red)