Seputarkuningan.com – Sejumlah warga Desa Sukadana Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan melakukan audiensi dengan perangkat Desa Sukadana, Senin (24/2/2025). Kedatangan mereka meminta agar dicetak RAB, LPJ Pembangunan masjid dan meminta print rekening koran pembangunan masjid.
Pembangunan masjid tersebut sudah empat tahun berjalan, akan tetapi tokoh agama dan masyarakat sampai saat ini belum menerima atau memegang RAB masjid dan LPJ dari tahun 2021 hingga tahunj 20.25 (sekarang)
“Namun pak kesra sebagai bendahara pembangunan enggan memberikannya dengan alasan berbelit – belit,” kata salah seorang tokoh agama, Ustad Rahmat saat dikonfirmasi.
Menurut Rahmat, sudah dua kali ganti ketua pembangunan masjid desa, ketua pertama ust. Aonilllah berlangsung selama dua tahun menjabat kemudian beliau mengundurkan diri beserta sekretarisnya dengan alasan ketidaktransparan dana pembangunan, kemudian Kesra Sukadana yang menjabat sebagai bendahara pembangunan masjid berjalan sendiri tanpa ketua dan sekretaris penggalangan dana kepada masyarakat baik yang di desa setempat maupun di perantauan luar kota, seperti jakarta dan sekitarnya.
Lalu, lanjut Rahmat, pemilihan lagi ketua baru yang dimusyawarahkan oleh desa, terpilihlah pak Yaya sebagai ketua pembangunan baru dengan sekretaris ibu Lia sebagai salah satu pamong Desa Sukadana.
“Tapi baru menjabat 3 bulan pak Yaya sebagai ketua baru pembangunan masjid desa pada hari ini mengundurkan diri, dengan alasan sama bendahara pembangunan masjid dalam hal ini kesra Desa Sukadana, tidak transparan bertindak sendirian dalam penggalangan dana dan pembelanjaan, seperti pembelanjaan kubah yang bendahara anggarkan sekitar 300 jutaan. Sedangkan anggaran kubah itu pendanaannya dari iuran warga desa Sukadana sekitar 300 ribuan, per rumah yang ada di desa,” jelas Rahmat
Selain itu, masih kata Rahmat, iuran 700 ribu per rumah yang sudah lalu, belum lagi sumber keuangan dari donatur lainnnya, dan dari sumbangan kegiatan motor cross atau trail yang Minggu lalu dilaksanakan di Desa Sukadana.
“Karena merasa pak Yaya sebagai ketua tidak dihargai dan seolah Pak Kesra sebagai super power rasa ketua rasa sekretaris. Jadi pak Yaya memutuskan mengundurkan diri. Karena beban moral masyarakat dan kasian masarakat ketika ditanya oleh masyarakat pak Yaya serba tidak tahu. Dan kasian masarakat takut sumbangannya disalahgunakan hanya untuk memperkaya diri kesra saja, ” tandas Rahmat.
Dengan mengundurkan diri pak Yaya, menurut Rahmat, para tokoh agama dan masyarakat semakin curiga adanya penyelewengan dana pembangunan masjid desa, karena sumbangan dari donatur , pengusaha dan iuran rutin masyakat diduga sudah lebih dari 2 Miliar masuk ke bendahara masjid tapi masjid belum juga rapih dan kubah belum terpasang.
Hasil Audiensi hari ini, Rahmat menyebutkan masih memberikan waktu hingga kamis besok, dengan memberikan cetakan RAB, LPJ, Rekening dan rekening koran.
“Kamis malam kita kumpul lagi, karena yang bersangkutan (Kesra) menjanjikan siapnya Kamis. Tapi kalau masih belum, ya tentu kita ambil langkah selanjutnya melakukan pelaporan ke pihak berwenang (kepolisian),” kata Rahmat.
Sementara, kepala desa setempat enggan memberikan komentar, termasuk ketika dihubungi juga tidak merespon. (Elly Said)