KUNINGAN – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diusung oleh Presiden Prabowo Subianto kembali menuai pro dan kontra. Terbaru, dilaporkan 1.315 siswa di berbagai wilayah, termasuk Bogor, Cianjur, Sumba Timur, dan Sukoharjo, mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program tersebut.
Merespons hal tersebut, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kuningan mendesak pemerintah untuk mengevaluasi pelaksanaan MBG.
Sandy, salah satu aktivis HMI Kuningan, menegaskan bahwa tingginya angka keracunan menunjukkan perlunya perbaikan sistem pengawasan, terutama dalam aspek kebersihan dan keamanan pangan.
“Program MBG harus terus dimonitor dan dievaluasi secara ketat mengingat banyaknya laporan keracunan di kalangan peserta,” tegas Sandy.
Lebih lanjut, Sandy menyoroti gagasan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM), yang mengusulkan agar dana MBG dialihkan langsung kepada orang tua siswa. Menurutnya, pendekatan ini dapat meminimalisir risiko keracunan sekaligus memberdayakan keluarga dalam menyediakan makanan yang lebih terjamin kualitasnya.
“Kami sepakat dengan usulan Kang Dedi Mulyadi. Penyaluran anggaran ke orang tua memungkinkan makanan disiapkan secara lebih higienis dan sesuai kebutuhan anak,” jelas Sandy.
Untuk itu, HMI Kuningan berkomitmen untuk terus mengawasi implementasi program MBG, mendorong transparansi, dan memastikan kesehatan siswa menjadi prioritas.
“Kebijakan ala KDM patut dipertimbangkan sebagai solusi. Kami akan terus mendorong perbaikan sistem untuk mencegah kejadian serupa di masa depan,” pungkasnya. (I-cu)