LIPUTAN KUNINGAN- Jumlah siswa SMAN Luragung yang dirawat karena dugaan keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) ada 85 siswa. Setelah mendapatkan perawatan maksimal, akhinyra yang 84 orang sudah dipulangkan dan sisa satu masih dirawat.
“Tinggal satu orang yang dirawat dan alhamdulillah yang 84 sudah pulang. Begitu juga yang di Rumah Sakit KMC sudah pulang,” ujar salah satu guru SMAN Luragunhg bernama Iyan Kusdianto, Jumat (3/10/2025) sore.
Informasi ini ia sampaikan pada 3 Oktober pukul 15.45 WIB. Ia berharap siswa yang masih dirawat cepat pulang seperti yang lainnya.
“Alhamdullilah mendapatkan pelayanan yang bagus dan maksimal sehingga siswa cepat pulih dan bisa dipulangkan,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar menyampaikan data kepada wartawan, dari informasi yang diterima. pada hari ini ada 97 siswa SMPN 1 Luragung yang tidak masuk pasca menyantap program MBG. Dari Luragung ada 103 orang.
Sebelumnya, Bupati Kuningan H Dian Rachmat Yanuar MSi meminta Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang memasok program MBG ke SMAN Luragun untuk menghentikan pengoperasian dapur MBG. Hal ini sesuai dengan instruksi dari Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.
“Sesuai dengan rakor Pak Gubernur dan Kepala Badan Gizi Nasional, dinstruksikan setiap ada kejadian untuk sementara pengoperasian dapur MBG distop dulu. Sambil menunggu hasil uji lab,” ujar Bupati Dian yang meninjau ke Puskesmas Luragung, pasca ada puluhan siswa diduga keracunan MBG.
Pada saat kunjungan ke Puskesmas, Bupati didampingi Pj Sekda Wahyu Hidayah. Tampak pula, Kapolres Kuningan AKBP M Ali Akbar dan juga Dandim Kuningan.
Pada saat Bupati bertemu penanggungjawab SPPG Luragulandeuh Gugum, ternyata dugaan keracunan diduga dari kuah ayam kecap. Hal ini berdasarkan pengakuan para siswa yang menyantap menu MBG.
Selain dari kuah ayam kecap juga dari tahu dan tempe. Namun, hal itu tentu harus menunggu hasil lab mengenai penyebab dugana keracunan terhadap siswa SMAN Luragung.
Bupati Dian mengaku heran pasca Gugum menyebutkan, dapur MBG yang di Luragung memasok untuk 4.000 siswa. Namun, siswa SMPN I Luragung dan SMK Luragung tidak mengalami keracunan.
“Kok bisa gitu yah padahal satu produk atau satu dapur,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, Gugum menyebutkan, dapur MBG yang dikelolanya memasok 4.000 siswa yang tersebar di tiga sekolah. Adapun mulai masak pukul jam 12 malam dan kelar pukul 02.00-03.00 WIB.
Setelah didinginkan, makanan tersebut dimasukan ke omprengan atau wadah. Agar makanan yang dipasok aman, Divisi Omprengan selalu memakan makanan yang dipasok ke siswa.
“Saya juga ikut makan pada pagi harinya dan siang divisi ompreng dan selama ini selalu aman,” ujar Gugum. (rdk)